Ibuku Psikosis, Senang Berkebun

Pagi ini ibu ku yang cantik tiba tiba bergegas mengambil pisau dapur setelah dia cuci muka, aku sempat takut juga melihat nya, karena kondisi kejiwaan nya yang terganggu membuatku berfikir macam macam.

Sempat terlintas si benak ku "aih, apa yang akan dilakukan nya, jangan jangan dia mau menakuti orang". Tetapi aku mencoba untuk berfikiran positif dan mengesampingkan pikiran itu, aku biarkan dia pergi ke halaman dengan pisau di tangan.

Sepuluh menit, dua puluh menit berlalu, aku semakin was was, pikiran buruk berkecamuk dikepala, badan ku seolah ingin sekali beranjak dan menghampiri ibu ku di halaman, tetapi pikiran ku berkata "jangan kau terlalu over protektif, ingat yang dokter katakan". Ya, memang dokter Ibu ku pernah sekali waktu menyampaikan bahwa dalam menangani pasien psikotik kita tidak boleh terlalu protektif.

Aku mencoba menahan keinginan ku untuk tidak segera menghampiri ibu tetapi rasa penasaran ku lebih kuat, akhirnya aku menghampiri ibu di halaman, kaget luar biasa aku melihat ibu sedang berkebun, memilih tunas talas untuk di tanam.

Ah, aku sedikit lega, ternyata Tuhan masih menjaga nya baik baik. Tetangga rumah pun yang sudah mengerti akan kondisi ibu tetap berbaik hati mengajak ibu berbincang, mereka tidak mengucilkan ibu, mereka tahu apa yang mereka harus lakukan untuk menghadapi ibu, mereka mengerti waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan ibu.

Komentar

Postingan Populer